Dilema Pengusaha Hiburan Pasar Malam yang Mulai Sepi Pengunjung

Saya ingat ketika masih kecil dulu, ayah dan ibu mengajak saya bersama saudara ke sebuah pasar malam yang diadakan di lapangan desa kami. Senangnya bukan main kala itu, menyaksikan berbagai permainan yang ada di dalamnya, mulai dari kereta, komedi putar, dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan banyaknya pedagang makanan dan pakaian yang ada di sekitarnya, rasanya saya enggan untuk pulang dan ingin bermalam di sini saja.

sumber gambar : dimasgilrandy.blogspot.com

Setelah sekian lama tidak terdengar kabarnya, ternyata hiburan pasar malam kembali diadakan di desa saya, dan kali ini saya enggan mendatanginya karena memang sudah dewasa. Dan dari beberapa omongan yang saya dengar, katanya hiburan pasar malam kali ini benar-benar sepi pengunjung dan kontrak yang awalnya 2 minggu hanya dijalankan 1 minggu saja, para penjual sudah mulai pulang dan tidak melanjutkan jualannya, sementara hiburan di dalamnya juga hanya beberapa permainan saja.

Ternyata jaman sangat cepat berubah, dan saya merasakan hal itu sendiri saat ini. Kalau dulu, seumuran saya pasti akan datang menyaksikan pertunjukan pasar malam, namun saat ini anak-anak muda tidak tertarik lagi dan mereka enggan untuk datang ke pasar malam karena merasa hiburan dan permainan yang ada di dalamnya sudah ketinggalan jaman.

Belum lagi kalau datang hujan deras, tentunya pengunjung enggan untuk mendatangi tempat hiburan dadakan yang satu ini. Dan bisa dipastikan pengusaha pasar malam dan para pedagang yang mengikutinya akan mengalami kerugian.

Sebagai informasi, pengusaha pasar malam memiliki beberapa permainan seperti yang saya sebutkan di atas tadi, dia juga punya sistem bisnis yang sudah berjalan dengan baik dibantu para karyawannya. Ketika akan mengadakan pasar malam dan menggelar usahanya, mereka mengontrak sebuah tempat yang luas, misalnya lapangan bola, dengan nilai kontrak yang cukup tinggi.

Kemudian para penjual makanan dan pakaian yang biasa ada di sekitar pasar malam adalah pedagang musiman yang mengikuti pengusaha itu. Mereka juga membayar sewa agar bisa ikut berjualan di sekitar pasar malam, jadi mereka adalah para pengusaha yang saling bekerja sama.

Jika pengunjung yang datang melimpah, tentu pengusaha pasar malam dan pedagang akan mendapatkan keuntungan yang besar, namun jika sepi maka siap-siap saja mereka harus menanggung kerugian yang akan diterimanya.

Sejujurnya saat ini apa yang ada di dalam pasar malam adalah hal-hal yang sudah biasa dan bisa dibilang ketinggalan jaman, mulai dari permainannya yang itu-itu saja, makanan yang sudah banyak ditemui di tempat lain, pakaian yang punya standar kualitas bawah dengan harga murah, dan berbagai aksesoris lain yang tidak membuat penasaran lagi.

Saat ini pengunjung sudah pintar, mereka sudah mengetahui berbagai hal yang lebih modern dan mereka sudah semakin "pemilih", jadi tak heran jika saat ini hiburan pasar malam bukan lagi hal yang menarik perhatian.

Banyak pengusaha pasar malam yang mengeluhkan keadaan ini, di satu sisi itu adalah bisnis yang sudah mereka jalankan sejak dulu, dan di sisi lain mereka harus bertahan melawan perubahan jaman yang memaksa bisnisnya mengalami pasang surut yang terkadang sangat menyulitkan.

0 Response to "Dilema Pengusaha Hiburan Pasar Malam yang Mulai Sepi Pengunjung"

Post a Comment

wdcfawqafwef