Dilema Para Seniman Dalam Menjaga & Melestarikan Budaya Asli Indonesia

Jika ada sebuah pentas seni yang menampilkan wayang kulit di sebuah gedung tertutup dan tiket masuknya seharga Rp 10.000, 00, apakah anda mau membeli tiket tersebut dan menikmati pertunjukannya? Saya rasa hampir semua tidak akan membelinya. Bayangkan saja, pertunjukkan yang gratis saja kadang tidak ada penontonnya, yang saya lihat kebanyakan hanya orang tua dan anak-anak yang mencari jajanan yang ada kala diadakan pentas seni.

contoh budaya Indonesia di google image

Saat ini rakyat Indonesia sudah mulai melupakan budayanya sendiri dan menganggap bahwa budaya asli Indonesia sudah ketinggalan jaman. Bahkan rakyat kita malah lebih bangga menggunakan berbagai hal yang merupakan budaya asing. Saya sendiri pernah melihat seorang pemuda yang dengan PD-nya mengenakan kimono (pakaian khas Jepang) dan jalan-jalan di tempat umum. Bayangkan jika dia disuruh memakai pakaian khas dari daerahnya, mungkin belum tentu dia mau.

Indonesia sendiri sebenarnya adalah negara yang punya banyak sekali kebudayaan yang beragam, dengan suku bangsa yang beragam dan banyak, mereka masing-masing punya ciri khas sendiri. Itu adalah kekayaan budaya Indonesia yang banyak membuat negara lain iri, namun sayangnya rakyatnya sendiri malah tidak bangga dengan kebudayaan mereka.

Masalah kebudayaan mungkin bukan hanya Indonesia saja yang merasa harus menyelamatkannya, di negara lain mungkin saja ada kejadian yang sama yang kita rasakan saat ini. Kebudayaan asli yang kemudian ditinggalkan, dan malah lebih membanggakan kebudayaan asing.

Saya sendiri sangat salut dengan seniman yang saat ini masih menjaga dan melestarikan budaya asli daerah mereka, meski jaman terus berubah dan semakin modern, banyak dari para seniman ini yang kemudian mendedikasikan hidupnya untuk bisa menjaga kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya.

Sayangnya dari pemerintah sendiri terkesan kurang begitu mempedulikan kebudayaan lokal di negara kita ini, buktinya masih banyak seniman yang akhirnya harus mengamen di pinggir jalan hanya untuk tetap bisa bertahan hidup. Belum lagi para seniman yang akhirnya menyerah dan meninggalkan apa yang mereka jaga karena tidak laku, tidak dihargai, dan mereka terhimpit oleh kebutuhan hidup.

Banyak artikel yang menyarankan agar pemerintah bisa meniru Jepang dalam melestarikan kebudayaan mereka, bahkan di Jepang sendiri, hampir semua media pasti memberikan andil yang besar untuk bisa melestarikan budayanya. Mulai dari TV, musik, komik, anime, pagelaran budaya, dan lain sebagainya biasanya disisipi berbagai kebudayaan mereka. Dan yang saya salut, rakyatnya bangga dengan kebudayaan mereka sendiri.

Rakyat Indonesia sendiri baru akan bangga mengakui kebudayaannya ketika ada negara yang berbuat nakal dengan mengakui kebudayaan tersebut, kita masih ingat bukan bagaimana kehebohan yang muncul ketika "Reog" malah diakui oleh Malaysia? Baru deh, orang-orang membela mati-matian kebudayaan itu dan mengakui bahwa Reog adalah kebudayaan asli dari Ponorogo. Apa harus menunggu ada masalah dulu, baru kita bangga dengan apa yang kita miliki saat ini?!

Beberapa TV terkadang menyiarkan pentas seni dan tayangan yang menunjukkan kebudayaan asli di Indonesia, namun menurut saya mereka masih kurang bisa mengemas dengan baik. Hal itu membuat tayangan dari luar negeri lebih banyak disukai ketibang tayangan kebudayaan lokal.

Seniman juga butuh makan, mereka menjaga kebudayaan yang diwariskan nenek moyangnya, berusaha mengenalkannya kepada generasi muda, dan mereka tentu berharap bisa sukses dengan pekerjaan seninya itu. Namun sayangnya, masih kurangnya peluang membuat mereka sulit untuk berkembang, wong mau ijin buat pentas seni saja kadang masih sulit.

Semoga kedepannya akan ada pengusaha yang bisa membuat bisnis hiburan di tanah air menjadi ramai kembali, banyak kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dan membuat bangga rakyatnya. Pola pikir generasi muda yang bangga dengan sesuatu, nantinya akan membuat mereka berusaha menjaga dan melestarikannya.

0 Response to "Dilema Para Seniman Dalam Menjaga & Melestarikan Budaya Asli Indonesia"

Post a Comment

wdcfawqafwef