Mari kita bandingkan 2 keluarga khayalan saya (yang semoga bukan kejadian nyata) yang memiliki tempat tinggal bersebelahan, namun berbeda nasibnya. Semoga dengan membandingkan keluarga khayalan saya ini, tidak membuat kebencian yang menyebabkan dosa, namun sebagai sebuah kritik yang membangun khususnya untuk diri saya sendiri dan kalian semua yang membaca tulisan saya ini.
Keluarga A memiliki sebuah rumah yang mewah dengan ornamen berkelas di dalamnya, dari tampilan luarnya saja sudah ditebak bahwa mereka adalah orang yang kaya raya. Mobilnya ada 2, motornya keluaran terbaru ada 3 seri, mereka memiliki 1 pembantu rumah tangga dan 1 tukang kebun yang merawat rumah mereka. Namun ternyata setiap harinya mereka selalu kedatangan tamu, mulai dari pegawai bank, debt colector, rentenir, dan tetangga lain yang datang dengan 1 tujuan, yaitu menagih hutang.
ilustrasi rumah A by propertif.com |
Sementara keluarga B memiliki rumah yang sangat sederhana, meski begitu rumahnya enak dipandang, sejuk, rindang dengan pepohonan di depan rumahnya, dan halamannya luas. Mereka hanya memiliki 1 sepeda motor tua yang digunakan untuk melakukan perjalanan jauh, jika bepergian di dalam daerahnya, mereka lebih suka menggunakan sepeda atau bahkan jalan kaki. Tak berbeda jauh dengan keluarga A, mereka juga sering kedatangan tamu, namun yang datang adalah para tetangga yang ingin meminjam uang, pegawai bank yang menawari pinjaman, pihak dealer yang menawarkan kendaraan baru, dan beberapa pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengan mereka.
ilustrasi rumah B by caradesainrumahminimalisterbaru.blogspot.com |
Ternyata, kedua kepala keluarga tersebut bekerja di perusahaan yang sama dengan jabatan yang sama, tak lupa gaji mereka juga sama. Lalu kenapa keluarga A lebih mewah ketimbang keluarga B? Jawabannya adalah gaya hidup mereka yang jauh berbeda.
Keluarga A selalu mencari cara agar terlihat lebih kaya dari keluarga B, sementara keluarga B selalu mencari cara untuk bisa menggunakan rejekinya dengan baik, mereka sangat berhati-hati dalam membelanjakan uangnya dan lebih suka menabungkan uangnya atau membuatnya menjadi sebuah investasi seperti membeli tanah yang disewakan, membeli sawah, membangun usaha bersama tetangga, dan lain sebagainya.
Selang 1 tahun kemudian, 2 keluarga itu berubah nasibnya secara drastis dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Kepala keluarga B keluar dari tempat kerjanya, kini dia menjadi bos dari beberapa bisnis yang sebelumnya dia bangun bersama para tetangganya, dia sudah puas bekerja di kantornya dan kini dia ingin membangun bisnisnya sendiri. Penghasilan dari bisnisnya kini sudah 10x lipat dari besaran gaji yang dia terima tiap bulannya, hal itu tentu saja karena kerja kerasnya dulu dan manajemen keuangan yang baik.
Sementara keluarga A juga mengalami perubahan, kepala keluarga keluar dari kantornya, namun bukan karena keinginannya sendiri melainkan dikeluarkan setelah melakukan beberapa kesalahan dan menimbulkan masalah. Setelah keluar, mereka mulai menjual rumah, mobil, motor dan beberapa asetnya dengan harga yang sangat murah, semua hasil penjualan itu juga belum cukup untuk membayar hutang mereka. Kini mereka pindah tempat tinggal dan hanya mampu mengontrak sebuah rumah 2 kamar yang ada di sudut kampungnya, tamu mereka juga masih sama, yaitu para penagih hutang.
jangan sampai seperti squidward :P |
Kisah di atas hanya sebuah khayalan saya sendiri, namun entah kenapa ada banyak sekali orang yang menjalani hidupnya seperti keluarga A, dimana mereka akan mengalami kesulitan yang sama beberapa waktu kemudian. Semua kesulitan hidupnya karena gaya hidup mereka yang tinggi, mereka lupa untuk berivestasi, mereka lupa bahwa semua yang mereka punya hanya titipan, dan mereka terbuai bukan untuk memperkaya diri sendiri, namun malah membuat mereka hanya terlihat kaya, namun di dalamnya kosong, bahkan minus.
Banyak sekali orang yang selalu mengingatkan kita agar bergaya sesuai isi dompet, maksudnya adalah agar kita bergaya sesuai kemampuan kita. Kalau hanya punya uang 10 ribu, kenapa harus beli barang yang harganya 15 ribu? Kalau ada barang yang murah, kenapa beli yag mahal? Semua itu harus kita pikirkan secara matang-matang di awal, karena suatu ketika kita akan menyesali apa yang kita lakukan kala keadaan sulit.
Hidup tenang adalah dambaan semua orang, tentu kita menginginkan ketenangan hidup dimana kebutuhan terpenuhi, apa yang kita inginkan bisa kita dapatkan, semua itu adalah sebuah hal yang sederhana namun sulit diwujudkan. Yang terpenting dalam mewujudkan hidup tenang adalah pola pikir kita, rubahlah pola pikir kita seperti orang kaya, bukan orang yang pura-pura kaya.
0 Response to "Mau Hidup Tenang? Bergayalah Sesuai dengan Isi Dompetmu!"
Post a Comment